Polusi udara restoran: pilih tempat duduk Anda dengan bijak
Restoran populer yang harum mungkin menyembunyikan ancaman polusi udara tersembunyi. Para peneliti memperingatkan bahwa restoran yang ramai dengan bau makanan yang kuat sering kali menunjukkan ventilasi yang buruk, yang menyebabkan peningkatan paparan karbon dioksida dan senyawa organik volatil (VOC). Paparan jangka panjang dapat merusak hati, ginjal, dan sistem saraf, bahkan meningkatkan risiko kanker.
Para ahli menyarankan untuk memilih tempat duduk dengan hati-hati, hindari area yang tidak terjangkau AC dan ventilasinya buruk. Di ruangan pribadi, periksa ventilasi masuk dan keluar.
Senyawa Organik Volatil (VOC) Dapat Merusak Sistem Saraf dan Menyebabkan Kanker
Sebuah studi gabungan oleh Formosa Plastics Group dan Asosiasi Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan Taiwan mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan. Total kadar VOC (TVOC) di bar anggur setelah dua jam melebihi standar kualitas udara dalam ruangan Taiwan sebanyak 1,27 kali. Bar hookah menunjukkan kadar PM2.5 3,1 kali lebih tinggi dari standar.
Menurut peneliti utama studi tersebut, Dr. Lin Yuwen, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran di Universitas Katolik Fu Jen, TVOC mengandung alkana, aldehida, keton, dan aromatik. Paparan jangka panjang terhadap kadar tinggi dapat merusak hati, ginjal, otak, dan sistem saraf, dan bahkan menyebabkan kanker. Kadar karbon dioksida menunjukkan efisiensi ventilasi; kadar CO2 yang tinggi juga berarti akumulasi polutan yang lebih tinggi.
Bar Anggur Memiliki Kualitas Udara yang Lebih Buruk Dibandingkan Restoran BBQ
Anehnya, penelitian tersebut menemukan bahwa sementara restoran BBQ, yang umumnya dianggap memiliki kualitas udara terburuk, hanya melampaui standar CO2, bar anggur melampaui standar TVOC sebanyak 1,27 kali dan standar CO2 sebanyak 2 kali, sementara partikel masih dalam batas yang dapat diterima. Bar hookah melampaui standar TVOC sebanyak 1,58 kali dan standar PM2.5 sebanyak 3,1 kali, tetapi kadar CO2 masih dalam batas yang dapat diterima.
Menurut Dr. Zhang Zhenping, rekan peneliti dan profesor madya di Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Chang Gung, memilih restoran berdasarkan "bau yang menyenangkan" dan "kerumunan" adalah kontraproduktif. Karakteristik ini sering kali menunjukkan kualitas udara yang buruk: Bau makanan yang menyengat menandakan ventilasi yang buruk, sementara kerumunan yang padat meningkatkan kadar CO2 dan menurunkan kualitas udara.
Tiga Aksi dan Satu Prinsip untuk Kualitas Udara yang Lebih Baik
Untuk mengurangi paparan VOC dan tingkat CO2 yang tinggi, Dr. Zhang menyarankan tiga tindakan dan satu prinsip:
Tiga tindakan: Buka jendela, pasang sistem ventilasi, dan tambahkan tanaman dalam ruangan (meskipun ini mungkin dibatasi oleh pencahayaan redup di beberapa tempat).
Satu prinsip: "Cari dan hirup" – pilih restoran dengan monitor kualitas udara atau saluran udara kedua untuk sirkulasi yang lebih baik, dan hindari area dengan menggoreng atau memanggang.
Pemilihan Tempat Duduk: Hindari Bau Makanan yang Kuat
Sementara beberapa restoran menggunakan tanaman untuk menyerap CO2 dan VOC, banyak bar anggur dan kelab malam menggunakan tanaman buatan dalam pencahayaan redup, sehingga meniadakan efek pemurnian udaranya. Jika restoran tidak memiliki jendela atau pintu terbuka, carilah unit pendingin udara, yang menunjukkan ventilasi yang lebih baik.
Dr. Zhang menyarankan untuk memilih restoran yang tidak pengap, tidak berbau makanan yang kuat, dan tidak terlalu ramai (idealnya, tidak lebih dari dua pertiga penuh). Hindari tempat duduk tanpa AC langsung. Di ruang pribadi, pastikan ventilasi udara masuk dan keluar tersedia.
Untuk memanggang di rumah, letakkan panggangan di bawah kap penghisap asap. Jika ini tidak praktis, letakkan di ruang keluarga, nyalakan kipas angin yang diarahkan ke dapur, dan aktifkan kap penghisap asap dapur untuk membuang asap ke luar ruangan.